Budidaya Jamur Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur


Adiwiyata SMPN 2 Malang mengajarkan siswa untuk mencintai lingkungan dan menerapkan entrepreneurship sejak dini. Pengetahuan tentang budidaya jamur diajarkan dari awal, mulai dari penyiapan tempat budidaya jamur, kerangka penyimpanan log yang memadai serta kelembapan udara yang menunjang pertumbuhan jamur. 210 siswa dikerahkan dalam perawatan budidaya jamur dengan sistem piket.

Adiwiyata SMPN 2 Malang memiiki 300 log jamur yang dibudidayakan, dalam sehari jamur yang dibudidayakan oleh tim adiwiyata menghasilkan 2Kg jamur perharinya. Jamur-jamur yang siap panen langsung di perjual belikan kepada warga sekolah. Tiap ¼ Jamur dijual dengan harga Rp. 6500,00. Siswa diajarkan jual beli serta pembukuan untuk belajar berbisnis dengan jamur. Jiwa enterpreneurpun diajarkan sejak dini, sistem piket diberlakukan untuk penjualan produk jamur setiap harinya

Budidaya jamur diawali dengan menyiapkan kumbung. Ada beberapa hal yang wajb diperhatikan dalam menyiapkan kumbung. Ukuran kumbung yang dianjurkan sebaiknya tidak kurang dari 40 cm. Rak bisa dibuat hanya 2-3 tingkat saja. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini mampu menyimpan 70-80 baglog. Banyaknya rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan. Sebelum mamasukkan baglog ke kumbung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Pertama, bersihkan kumbung dan rak-rak dari kotoran.Kedua, lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Perlu diamkan selama 2 hari sebelum baglog dimasukkan ke kumbung.Terakhir, saat bau sudah hilang,masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan, di mana seluruh permukaannya sudah tertutupi dengan serabut putih.

Lantaran jamur tiram merupakan jamur kayu sehingga bahan utama dari baglog adalah serbuk kayu dikasih bibit hingga tumbuhlah inselium. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, satu di antara ujungnya diberi lubang. Di lubang inilah jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.

Ada dua cara menyusun baglog dalam rak, yaitu dengan diletakkan secara vertikal dan horizontal. Meletakkan secara vertikal di mana lubang baglog menghadap ke atas, sedangkan cara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.Kedua Cara Budidaya Jamur Tiram ini memiliki kelebihan masing-masing. Kalau disusun secara horizontal menjadi lebih aman dari siraman air karena jika penyiraman berlebih, air tidak akan masuk ke baglog.Selain itu, untuk melakukan panen lebih mudah. Hanya, penyusunan dengan cara horizontal ini lebih banyak memakan ruang.

Sebelum menyusun baglog, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Diamkan kurang lebih lima hari. Bila lantai terbuat dari tanah, lakukan penyiraman untuk menambah kelembapan.

Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar. Biarkan selama tiga hari dan jangan disiram. Cukup siram pada bagian lantai saja.

Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Makin sempurna pengabutan, akan makin baik. Siram 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembapan kumbung. Anda tetap perlu menjaga suhu pada kisaran 16-24 derajat celsius. Kalau baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam waktu 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik.

“Baglog dengan bobot sekitar 1 kilogram akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kilogram. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.Panen ini dilakukan pada jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun, tudungnya belum pecah, warnanya masih putih bersih.Bila masa panen lewat setengah hari saja, warna bisa menjadi agak kuning kecokelatan dan tudungnya akan pecah. Kalau sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu lagi” Ujar Bagus Prasetyo selaku koordinator budidaya jamur
+